Tuesday, 19 February 2013

SUKU SUNDA


Suku sunda

Suku sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia,dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes (mencakup wilayahadministrasi propinsi Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian JawaTengah. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak diIndonesia. Kerana letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka hampir seluruhsuku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65% penduduk Jawa Baratadalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli provinsi ini. Suku lainnya adalahSuku Jawa yang banyak dijumpai di daerah bagian utara Jawa Barat, Suku Betawi banyak mendiami daerah bagian barat yang bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan SukuBatak banyak mendiami Kota-kota besar di Jawa Barat, seperti Bandung, Cimahi, Bogor,Bekasi, dan Depok. Sementara itu Orang Tionghoa banyak dijumpai hampir di seluruhdaerah Jawa Barat.
Sejarah Suku Sunda
Pada tahun 1998, suku Sunda berjumlah lebih kurang 33 juta jiwa, kebanyakan darimereka hidup di Jawa Barat. Diperkirakan 1 juta jiwa hidup di propinsi lain. Berdasarkansensus tahun 1990 didapati bahwa Jawa Barat memiliki populasi terbesar dari seluruh propinsi yang ada di Indonesia yaitu 35,3 juta orang. Demikian pula penduduk kotamencapai 34,51%, suatu jumlah yang cukup berarti yang dapat dijangkau dengan berbagai media. Kendatipun demikian, suku Sunda adalah salah satu kelompok orangyang paling kurang dikenal di dunia. Nama mereka sering dianggap sebagai orang Sudandi Afrika dan salah dieja dalam ensiklopedi. Beberapa koreksi ejaan dalam komputer jugamengubahnya menjadi Sudanese.

Sejarah singkat pra-abad 20 ini dimaksudkan untuk memperkenalkan orang Sunda diJawa Barat kepada kita yang melayani di Indonesia. Pada abad ini, sejarah mereka telahterjalin melalui bangkitnya nasionalisme yang akhirnya menjadi Indonesia modern. System kepercayaan Suku Sunda tidak seperti kebanyakan suku yang lain, dimana suku Sunda tidak mempunyai mitos tentang penciptaan atau catatan mitos-mitos lain yang menjelaskan asalmula suku ini. Tidak seorang pun tahu dari mana mereka datang, juga bagaimana merekamenetap di Jawa Barat. Agaknya pada abad-abad pertama Masehi, sekelompok kecil sukuSunda menjelajahi hutan-hutan pegunungan dan melakukan budaya tebas bakar untuk membuka hutan. Semua mitos paling awal mengatakan bahwa orang Sunda lebih sebagai pekerja-pekerja di ladang daripada petani padiKepercayaan mereka membentuk fondasi dari apa yang kini disebut sebagai agama asliorang Sunda. Meskipun tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti seperti apakepercayaan tersebut, tetapi petunjuk yang terbaik ditemukan dalam puisi-puisi epik kuno(Wawacan) dan di antara suku Badui yang terpencil. Suku Badui menyebut agamamereka sebagai Sunda Wiwitan [orang Sunda yang paling mula-mula]. Bukan hanya sukuBadui yang hampir bebas sama sekali dari elemen- elemen Islam (kecuali mereka yangditentukan ada lebih dari 20 tahun yang lalu), tetapi suku Sunda juga memperlihatkankarakteristik Hindu yang sedikit sekali. Beberapa kata dalam bahasa Sansekerta danHindu yang berhubungan dengan mitos masih tetap ada. Dalam monografnya, RobertWessing mengutip beberapa sumber yang menunjukkan suku Sunda secara umum, "TheIndian belief system did not totally displace the indigenous beliefs, even at the courtcenters."[1] Berdasarkan pada sistem tabu, agama suku Badui bersifat animistik. Mereka percaya bahwa roh-roh yang menghuni batu-batu, pepohonan, sungai dan objek tidak  bernyawa lainnya. Roh-roh tersebut melakukan hal-hal yang baik maupun jahat,tergantung pada ketaatan seseorang kepada sistem tabu tersebut. Ribuan kepercayaantabu digunakan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, yaitu jujur, amanah, penyayang dan takwa. Pinter, memiliki ilmu pengetahuan. Singer artinya kreatif dan inovatif.Sebagai sebuah upaya mewujudkan pembangunan pendidikan berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur singer tersebut, ditempuh pendekatansocial cultural heritage approach. Melalui pendekatan ini diharapkan akan lahir peranaktif masyarakat dalam menyukseskan program pembangunan pendidikan yang digulirkan Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaianacaranya dapat dilihat berikut ini. Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminatmempersunting seorang gadis.Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertaiseseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinangkomplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng, melambangkankemantapan dan keabadian.Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain. Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahandilaksanakan sesaat sebelum akad nikah.)Dipimpin pengeuyeuk.Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepadakedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yangdisediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk Disawer beras, agar hidup sejahtera.dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akandibina masih bersih dan belum ternoda.Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadisatu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamuyang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikankepada saudara dan handai taulan.Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dandisayang keluarga.Upacara Prosesi PernikahanPenjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita
Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bungamelati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah.Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insanyang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatanganisurat nikah.Sungkeman,Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantindipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria. Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinyadicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintudibuka. Pengantin masuk menuju pelaminanMASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT SUKU SUNDAKebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaanSunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalamhal pengenalan terhadap budaya tulis. "Kegemilangan" kebudayaan Sunda di masa lalu,khususnya semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannyakemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan kebudayaanSunda. Dalam perkembangannya kebudayaan Sunda kini seperti sedang kehilanganruhnya kemampuan beradaptasi, kemampuan mobilitas, kemampuan tumbuh dan berkembang, serta kemampuan regenerasi. Kemampuan beradaptasi kebudayaan Sunda,terutama dalam merespons berbagai tantangan yang muncul, baik dari dalam maupun dariluar, dapat dikatakan memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan.Bahkan, kebudayaan Sunda seperti tidak memiliki daya hidup manakala berhadapandengan tantangan dari luar. Akibatnya, tidaklah mengherankan bila semakin lamasemakin banyak unsur kebudayaan Sunda yang tergilas oleh kebudayaan asing. Sebagaicontoh paling jelas, bahasa Sunda yang merupakan bahasa komunitas orang Sundatampak semakin jarang digunakan oleh pemiliknya sendiri, khususnya para generasimuda Sunda. Lebih memprihatinkan lagi, menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasisehari-hari terkadang diidentikkan dengan "keterbelakangan", untuk tidak mengatakan primitif. Akibatnya, timbul rasa gengsi pada orang Sunda untuk menggunakan bahasaSunda dalam pergaulannya sehari-hari. Bahkan, rasa "gengsi" ini terkadang ditemukan pula pada mereka yang sebenarnya merupakan pakar di bidang bahasa Sunda, termasuk untuk sekadar mengakui bahwa dirinya adalah pakar atau berlatar belakang keahlian di bidang bahasa Sunda
 
Adanya kondisi yang menunjukkan lemahnya daya hidup dan mutu hidupkebudayaan Sunda disebabkan karena ketidakjelasan strategi dalam mengembangkankebudayaan Sunda serta lemahnya tradisi, baca, tulis , dan lisan (baca, berbeda pendapat)di kalangan komunitas Sunda. Ketidakjelasan strategi kebudayaan yang benar dan tahanuji dalam mengembangkan kebudayaan Sunda tampak dari tidak adanya "pegangan bersama" yang lahir dari suatu proses yang mengedepankan prinsip-prinsip keadilantentang upaya melestarikan dan mengembangkan secara lebih berkualitas kebudayaanSunda. Apalagi jika kita menengok sekarang ini kebudayaan Sunda dihadapkan pada pengaruh budaya luar. Jika kita tidak pandai- pandai dalam memanajemen masuknya budaya luar maka kebudayaan Sunda ini lama kelamaan akan luntur bersama waktu.Berbagai unsur kebudayaan Sunda yang sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan, bahkan untuk dijadikan model kebudayaan nasional dan kebudayaandunia tampak tidak mendapat sentuhan yang memadai. Ambillah contoh, berbagaimakanan tradisional yang dimiliki orang Sunda, mulai dari bajigur, bandrek, surabi,colenak, wajit, borondong, kolontong, ranginang, opak, hingga ubi cilembu, apakah adastrategi besar dari pemerintah untuk mengemasnya dengan lebih bertanggung jawab agar  bisa diterima komunitas yang lebih luas.Lemahnya budaya baca, tulis, dan lisan ditengarai juga menjadi penyebab lemahnyadaya hidup dan mutu hidup kebudayaan Sunda. Lemahnya budaya baca telahmenyebabkan lemahnya budaya tulis. Lemahnya budaya tulis pada komunitas Sundasecara tidak langsung merupakan representasi pula dari lemahnya budaya tulis dari bangsa Indonesia. Fakta paling menonjol dari semua ini adalah minimnya karya-karyatulis tentang kebudayaan Sunda ataupun karya tulis yang ditulis oleh orang SundaSISTEM INTERAKSI DALAM SUKU SUNDAJalinan hubungan antara individu- individu dalam masyarakat suku Sunda dalamkehidupan sehari- hari berjalan relatif positif. Apalagi masyarakat Sunda mempunyai sifatsomeah hade ka semah. Ini terbukti banyak pendatang tamu tidak pernah surut berada keTatar Sunda ini, termasuk yang enggan kembali ke tanah airnya. Lebih jauh lagi, banyak sekali sektor kegiatan strategis yang didominasi kaum pendatang. Ini juga sebuah faktayang menunjukkan bahwa orang Sunda mempunyai sifat ramah dan baik hati kepadakaum pendatang dan tamu.Diakui pula oleh etnik lainnya di negeri ini bahwa sebagian besar masyarakat Sundamemang telah menjalin hubungan yang harmonis dan bermakna dengan kaum pendatangdan mukimin. Hal ini ditandai oleh hubungan mendalam penuh empati dan persahabatanTidaklah mengherankan bahwa persahabatan, saling pengertian, dan bahkan persaudaraankerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara warga Sunda dan kaum pendatang.Hubungan urang Sunda dengan kaum pendatang dari berbagai etnik dalam konteks apa pun-keseharian, pendidikan, bisnis, politik, dan sebagainya-dilakukan melaluikomunikasi yang efektif. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kesalahpahaman dankonflik antarbudaya antara masyarakat Sunda dan kaum pendatang kerap terjadi dalamkehidupan sehari-hari. Yang menjadi penyebab utamanya adalah komunikasi dari posisi, posisi yang terpolarisasikan, yakni ketidakmampuan untuk memercayai atau secara seriusmenganggap pandangan sendiri salah dan pendapat orang lain benar.Perkenalan pribadi, pembicaraan dari hati ke hati, gaya dan ragam bahasa (termasuk logat bicara), cara bicara (paralinguistik), bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara menyapa,cara duduk, dan aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan akan turut memengaruhi berhasiltidaknya komunikasi antarbudaya dengan orang Sunda. Pada akhirnya, di balik kearifan,sifat ramah, dan baik hati orang Sunda, sebenarnya masih sangat kental sehingga halinimenjadi penunjang di dalamterjalinnya system interaksi yang berjalan harmonis.Masyarakat Jawa Barat, yaitu masyarakat Sunda, mempunyai ikatan keluarga yangsangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian masyarakat. Dengandemikian, dalam pengambilan keputusan, seperti terhadap perkawinan, pekerjaan, dll.,seseorang tidak dapat lepas dari keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya.Dalam masyarakat yang lebih luas, misalnya dalam suatu desa, kehidupan masyarakatnyasangat banyak dikontrol oleh pamong desa. Pak Lurah dalam suatu desa merupakan “topleader” yang mengelola pemerintahan setempat, berikut perkara-perkara adat dankeagamaan. Selain pamong desa ini, masih ada golongan lain yang dapat dikatakansebagai kelompok elite, yaitu tokoh-tokoh agama. Mereka ini turut selalu di dalam proses pengambilan keputusan-keputusan bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan desayang bersangkutan. Paul Hiebert dan Eugene Nida, menggambarkan struktur masyarakatyang demikian sebagai masyarakat suku atau agraris.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More